PUSAT INFORMASI
Berita, informasi, dan siaran pers terkini dari INA
Berita Seputar INA
September 6, 2024
CEO INA Ridha Wirakusumah Dorong Kemitraan Strategis untuk Investasi di Asia Tenggara
Dalam ASFA Investment Summit, Ketua Dewan Direktur INA, Dr. Ridha Wirakusumah, mendorong para investor untuk mempertimbangkan pasar negara berkembang di Asia Tenggara. Ridha menekankan bahwa kemitraan strategis dengan mitra investasi lokal dapat membantu mengurangi risiko dan membuka peluang baru. Ridha menyarankan pendekatan bertahap, dengan mengatakan bahwa investor harus menangani pasar-pasar ini "satu transaksi pada satu waktu," seperti yang dilakukan INA melalui kolaborasi dengan institusi global seperti Ontario Teachers’ Pension Plan dari Kanada dan GIC dari Singapura. Meski Indonesia telah mengalami kemajuan, Ridha mengakui bahwa korupsi masih menjadi perhatian, tetapi dapat dikelola melalui kemitraan yang kuat dan due diligence yang ketat. Panelis lain turut sependapat, menekankan bahwa investor asing harus membangun hubungan terpercaya dan meluangkan waktu untuk memahami pasar-pasar dinamis ini, yang menawarkan potensi jangka panjang yang signifikan, mengingat pertumbuhan populasi dan perubahan regulasi di Asia Tenggara.
August 15, 2024
Kolaborasi Strategis PT Pertamina Bina Medika IHC dengan INA dan Swire Pacific
Indonesia Investment Authority (INA) dan Swire Pacific Limited yang berbasis di Hong Kong telah menyelesaikan investasi di jaringan rumah sakit milik negara, PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC) pada Rabu (14/08). Kemitraan yang dimulai pada Desember 2023 ini bertujuan meningkatkan sistem kesehatan Indonesia melalui transformasi organisasi, digitalisasi, dan pengembangan sumber daya manusia. Kemitraan ini juga mencakup pembangunan rumah sakit baru, termasuk Bali International Hospital dan RS Panorama Balikpapan, memperluas jaringan IHC yang terdiri dari 37 rumah sakit dan 66 klinik di Indonesia. INA berperan penting dalam memanfaatkan pengetahuan lokalnya untuk berkolaborasi dengan IHC dan Swire Pacific, meningkatkan akses layanan kesehatan berkualitas di Indonesia. Ini sejalan dengan misi INA untuk mendorong investasi asing dan mendukung proyek strategis nasional, dengan sektor kesehatan sebagai pilar utama.
August 13, 2024
Dana Kelolaan SWF INA Tumbuh Signifikan sejak Dibentuk pada 2020
Dalam kunjungan media ke redaksi Bisnis Indonesia pada Selasa (13/8), CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirahadikusuma menyampaikan bahwa perusahaan telah memperluas aset kelolaannya (AUM) secara signifikan, mencapai IDR 160 triliun pada 2024, menunjukkan pertumbuhan substansial sejak didirikan pada 2020. INA memperoleh suntikan modal awal sebesar IDR 75 triliun, terdiri dari IDR 30 triliun dalam bentuk dana tunai dan IDR 45 triliun dalam bentuk saham. Melalui kinerja optimal, INA berhasil meningkatkan dana kelolaan tanpa memerlukan tambahan suntikan modal. Ridha juga menyampaikan bahwa INA telah mendapatkan peringkat kredit yang baik dari Fitch Ratings, dengan nilai BBB untuk international credit dan AAA(idn) untuk national credit. INA terus menarik investor global dengan mempromosikan proyek jangka panjang yang sejalan dengan prinsip ESG, menjadikannya pemain kunci dalam mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
August 7, 2024
INA Bukukan Laba Bersih IDR 4,3 Triliun, Melonjak 64 Persen
Indonesia Investment Authority (INA) melaporkan laba bersih sebesar IDR 4,3 triliun untuk tahun 2023, meningkat 64% dibandingkan tahun sebelumnya. Ridha Wirakusumah, CEO INA mengatakan "Pencapaian kinerja finansial ini tidak terlepas dari kinerja portofolio Investasi INA dan optimalisasi pengelolaan aset INA yang dilakukan secara prudent dan disiplin atas pengelolaan biaya secara keseluruhan,” saat berkunjung ke IDN HQ, Rabu (7/8).Pertumbuhan ini didorong oleh pendapatan bunga dari investasi dan aset treasury, dividen, serta keuntungan belum terealisasi. Investasi kumulatif INA sejak didirikan mencapai IDR 50,1 triliun, dengan bagian INA mencapai IDR 31,3 triliun. Total Asset Under Management (AUM) INA tumbuh sebesar 34,3% YoY menjadi IDR 147,6 triliun, dengan sektor-sektor investasi utama termasuk kesehatan, energi hijau, jalan tol, logistik, dan infrastruktur digital. Meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi global, kinerja kuat INA menyoroti perannya dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia melalui investasi strategis dan manajemen keuangan yang efektif.
July 29, 2024
Berhasil Tekan Utang, Hutama Karya Jamin Tak Pengaruhi PSN
PT Hutama Karya (HK) telah membangun sekitar 1.030 km jalan tol di Indonesia dalam dekade terakhir, didukung oleh Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar IDR131,14 triliun sejak 2015. Meskipun menerima PMN yang besar, beban keuangan HK meningkat, dengan utang melonjak 958,46% sejak 2014, mencapai IDR 53,11 triliun pada 2023. Sepanjang 2023, PT Hutama Karya (HK) berhasil menurunkan utangnya menjadi IDR 53,11 triliun, turun 24,70% dari tahun sebelumnya, berkat kerja sama investasi dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek Strategis Nasional. Pada semester I-2024, HK mencatat laba bersih IDR 396 miliar, meningkat signifikan dari IDR 34 miliar pada periode yang sama tahun lalu, dengan total aset naik 2.732% sejak 2014. Perusahaan terus tumbuh positif berkat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan selektif dalam memilih proyek berkualitas.
July 22, 2024
INA Melihat Peluang yang Berkembang di Infrastruktur Pasar Berkembang
Meskipun alokasi ke pasar berkembang dapat membawa risiko tambahan, pemilik aset seperti GIC dan INA menambah investasi mereka yang sudah substansial dalam pendanaan infrastruktur. Dana kekayaan kedaulatan global telah menjadi kekuatan signifikan dalam pendanaan proyek infrastruktur utama di seluruh wilayah Asia. GIC memperkirakan bahwa kebutuhan investasi infrastruktur global diperkirakan mencapai sekitar USD 70 triliun antara sekarang hingga tahun 2040. Investasi terbaru mereka di sektor ini mendukung perluasan jaringan jalan tol di Indonesia. Investasi sebesar USD 1 miliar, yang dilakukan bersama dengan Metro Pacific Tollways Corporation, adalah untuk 35% saham di Jasamarga Transjawa Tol (JTT), anak perusahaan dari operator jalan tol milik negara Indonesia, PT Jasa Marga. JTT adalah jaringan 13 jalan tol di provinsi Jawa Barat, Tengah, dan Timur.